Selasa, 20 Agustus 2013

BUKAN LORO JONGGRANG



BUKAN RORO JONGGRANG
Oleh : Ary Wib

Kisah berikut ini mungkin akan terdapat kemiripan secara alur dan peristiwanya, kisah ini merupakan rekayasa fiktif diambil dari legenda terkenal di bumi jawa, kisah bandung bondowoso dan roro jonggrang dengan seribu candinya. Jika ada peristiwa yang menyimpang harap maklum, karena untuk kebutuhan hiburan semata, untuk menggagas opini kekinian legenda roro jonggrang menjadi seperti kisah berikut ini.
1.      DALANG : Saat negeri ini sudah carut marut, masalah dimana-mana, etika dan moral sudah tak memiliki ruang disanubari manusia. Orang-orang saling tuding, saling menggunjing, sikat sana – sikat sini. Mencari kesenangan sesaat, rasa hormat dan menghargai sudah menjadi sampah. Berubah menjadi manusia yang individualistik mengejar kepuasan pribadi dan menghalalkan segala cara untuk mencapai kepuasan tersebut. Akan tetapi kisah ini bermula dari sebuah negeri yang sudah buruk moral dan etikanya, masyarakatnya senang menggunjing, mabuk-mabukan, korupsi, kolusi dan nepotisme menjamur ditambah lagi pembunuhan dan pertumpahan darah atas nama agama sekarang sudah merajalela. Negeri gemah ripah loh jinawi hanya sebagai selogan, negeri yang masyarakatnya ramah dan berbudaya hanya sebagai kenangan yang sudah kusut. Negeri yang kaya raya bagi  yang punya uang dan jabatan saja, yang tak punya masih saja sengsara.
Kisah ini bermula saat putri nan ayu cantik jelita putra sang raja sedang galau dan berduka atas kematian raja saat menghadapi kudeta dari daerah jajahannya yaitu pengging. Pengging yang di nahkodai oleh kesatria yang sakti madraguna yaitu bandung bondowoso terkenal bringas tapi tampan dan rupawan, bermaksud ingin merebut kekuasaan dari raja di negeri BOKO itu. Dia berhasil membunuh dan memberantas habis raja dan pasukannya. Sampai akhirnya dia akan menuju istana untuk mengambil alih pemerintahan dan  meminang roro jonggrang putri dari raja Boko tersebut.
Setting istana negeri BOKO putri Roro J nampak gelisah dan berduka atas kematian ayahanda raja, beberapa dayang menghibur putri dengan beberapa tarian. Tapi putri tetap berduka, dukanya sangat dalam.
2.      Roro J : bagaimana lagi harus ku tumpahkan dukaku ini, hidupku sekarang tak kan sama dengan dulu, apakah air mataku harus kutumpahkan semua untuk menebus kematian ayahanda. Aku tahu ayahanda memimpin negri ini dengan tidak baik, banyak melakukan korupsi, tidak mensejahterakan rakyat, sering kali menaikan harga-harga sembako, bahkan harga BBM. Tapi dia ayahandaku yang aku sayangi lahir maupun batin. Aku belum sempat membahagiakannya dia sudah pergi.parahnya lagi aku ini masih muda, masih remaja, masa’ aku harus memimpin negeri yang besar ini, belum lagi kondisi negeri ini sungguh kacau balau. Nanti waktuku untuk sekolah, shoping, ke salon, terbuang karena aku harus memimpin negri ini. Huftt... sungguh malangnya nasibku....
3.      Dayang : sudahlah tuan putri, ini sudah menjadi suratan ilahi
4.      Roro J : kapan ilahi kirim surat kepadaku dayang ...?
5.      Dayang : ihhh tuan putri ini, maksunya tuan putri harus sabar,,,
6.      Roro J : ohh... tapi aku harus bikin perhitungan dengan si Badung Bondosiwo.
7.      Dayang : Bandung Bondowoso putri...!
8.      Roro J : oh iya, itu maksud saya ...!
9.      Dayang : apa yang akan tuan putri lakukan ...?
10.  Roro J : Adda deh.... mau tau ajah
11.  Dayang : si Bandung itu sakti lo putri... apa bisa kita melawannya...?
12.  Roro J : masalah Buat aku? Mau sakti ? mau mandraguna ? atau mauapalah aku tak takut...
13.  Dayang : tapi putri kan tidak tahu bagaimana persisnya Bandung Bondowoso itu?
14.  Roro J : ihhh dayang ini katrok banget deh..! sekarang kan teknologi sudah pada maju, tinggal liat profil lengkapnya di FB, gitu aja kok repot...
15.  Dayang : ihhh tuan putri ada – ada aja.
16.  Roro J : Sudah kamu gak usah kepo...  (tiba-tiba membaca pantun)
Buah salak buah duku
Tak lupa juga buah mengkudu
Ku tunggu kedatanganmu
Tuk beri pelajaran padamu ..... bandung bondowoso

17.  DALANG : ehhhhh tiba-tiba dari sebelah timur ...... datanglang Bandung Bondosiwo, eh Bodowoso.... dengan gagah berani bersama prajuritnya dialah kesatria sakti madraguna pujaan wanita, idaman wanita dan juga para pria... hehehehe... inilah, sambutlah dengan meriah Bandung Bondowoso..
Bandung bondowoso bersama prajuritnya, pria yang gagah perkasa datang ke istana untuk mengambil alih kekuasaan dan meminang Roro J.
18.  Roro J : ada apa gerangan kau Bandung B datang ke istanaku..?
19.  Bandung B : Roro J , kedatanganku kemari ...
20.  Prajurit : tuan .. tuan..
21.  Bandung B: ada apa prajurit..
22.  Prajurit : ini tuan ...
23.  Bandung B : apaan,,,? Oh gaji iya nanti bulan depan rapelan sekaligus...
24.  Prajurit : bukan tuan ... tapi kaki saya keinjek kaki tuan...!
25.  Bandung B : ohh... maaf... (kembali ke Roro) Roro J , kedatanganku kemari untuk menimangmu...!
26.  Prajurit : tuan ... salah bukan menimang tapi meminang ?
27.  Bandung B : meminang kan yang makan sirih, kapur dan buah pinang itu?
28.  Prajurit : bukan tuan itu minang atau menang ...
29.  Bandung B : oh .. iya ya... (kembali kepada Roro J) iya Roro maukah kau, jika aku meminangmu, hmm.. maukah kau menjadi istriku Roro, kita akan bersama-sama membangun negri ini menjadi negri yang beradap harapan semua rakyat.
30.  Roro J : apa... kau mau menjadikanku istri? Oh.. tidak.. aku tak mau menikah dengan orang yang telah membunuh ayahandaku... tidak Bandung.
31.  Bandung B: Roro ayahandamu yang menyerangku, menindas rakyatku, merampok hasil bumi rakyatku dan merusak sarana dan prasarana wilayahku. Jadi dengan sangat rendah hati aku membunuh ayahandamu.
32.  Roro J : walau bagaimanapun alasanmu dia tetap ayahandaku, jangan kau kira setelah membunuh ayahanda kau bisa berbuat semaumu.
33.  Bandung B : tapi hak atas negri ini ada padaku Roro, kau harus menerima konsekuensinya.
34.  Roro J : (marah) Bandung kau benar-benar... huftt... (kesal) baiklah aku akan menjadi istrimu jika kau memenuhi satu syarat yang harus kau penuhi.
35.  Bandung B : apapun itu syaratnya akan ku penuhi, walau harus menyebrangi samudra akan ku lakukan, aku pasti bisa memenuhi syarat yang kau ajukan.
36.  Roro J : hmm (meremehkan) aku tak akan menyuruhmu untuk membangun seribu candi, akupun takakan menyuruhmu membuat sumur yang dalam dalam waktu semalam, karena aku tahu kau tidak akan bisa melakukan itu. Memang benar tampangmu gagah perkasa tapi hatimu itu melankolis banget (tertawa).
37.  Bandung B : segera katakan syaratmu Roro J, sebelum kesabaranku habis. Sebab didunia ini tidak ada isi ulang kesabaran, kalau isi bensin dan isi pulsa sudah banyak. Cepat katakan Roro J.
38.  Roro J : Baiklah kau harus bisa dalam satu hari, menyelesaikan, menumpas dan membasmi seribu kasus yang ada di negri ini. Kau tahu sendiri negeri ini banyak permasalahan, banyak tragedi banyak kesenjangan kau harus membereskan semua itu dalam waktu sehari saja.
39.  Bandung B : (tertawa) hanya itu syaratmu roro ... baiklah, akan ku penuhi...!
40.  Dalang : akhirnya Bandung B menyanggupi syarat yang diajukan Roro J. Akankah Bandung Bondowoso bisa memenuhi syarat yang diajukan Roro J ?. Bandung B yang sakti mandraguna kemudian memanggil para jin, setan, iblis dan sebangsanya untuk membantunya menyelesaikan syarat yang diajukan Roro J.
Setting di sebuah tempat, bandung bondowoso nampak duduk bersila, sedang berdoa dan membacakan mantra tuk memanggil jin, setan, dan iblis.
41.  Bandung B: (membaca mantra) hey para jin, setan, demit, gondoruwo dan lain-lain bantulah aku untuk menumpas seribu kasus yang ada di negeri ini.
 Nampak para jin datang, sambil menari dan membuat sebuah koreografi yang menarik bersama bandung para jin dkk menari.
Setelah mereka menari muncul tiga orang, kita sebut saja tiga orang itu sebagai wakil dari kasus – kasus yang ada di negri Boko.
Kasus 1 : nampak orang sedang memegang uang, menggambarkan kalau dia adalah koruptor, berpakaian rapi ala pejabat negri boko.
Kasus 2 : nampak seorang yang mengenakan seragam sekolah, menggambarkan seorang pecandu narkoba, pengedar narkoba dan memuja pergaulan bebas.
Kasus 3 : nampak orang berjenggot, menegenakan surban serba putih, menggambarkan seorang teroris yang selama ini meresahkan masyarakat, dan sering mebunuh para polisi yang berkeliaran.
Para jin , setan dkk berusaha untuk menyadarkan para kasus tersebut, tetapi karena sifat setan yang selalu negatif, setan tak bisa menyadarkannya malah ikut-ikutan membantu kasus-kasus tersebut agar tetap berjalan dan membudaya.
42.  Dalang : sungguh terlalu ... setan kok malah disetani, yah tambah jadi... Bandung B memang o’on Banget.. bukannya kasus yang ada di negri ini bisa ditumpas habis, malah membudaya, karena manusia sekarang sudah lebih daripada setan, jadi setan dan para jin gagal melaksanakan tugas dari Bandung B, tapi Bandung yang tak kenal menyerah, berusaha menyelesaikan dan menumpas kasus-kasus yang ada di negri ini. Tapi apa daya Bandung tak mampu melakukannya, dan akhirnya Bandung pun menjadi frustasi dan Galau...!
43.  Bandung B : aku tak berdaya lagi, terlalu berat kasus dan maslah yang menimpa negeri ini, para setan malah kesetanan, dan para jin malan kejinan. Aku harus bagaimana lagi.. aku menyerah dan pasrah...!
Dari arah penonton datang roro J bersama dayang .
44.  Roro J : (tertawa) Bandung – Bandung, kau benar –benar anak badung, kasihan sekali dirimu.. kau tak mampu memenuhi syarat yang aku ajukan ?
45.  Bandung B: Susah Roro, susah sekali, satu kasuspun aku tak bisa mengatasinya, dan para anak buahku malah ikut-ikutan. Berbagai masalah sudah menjamur di negeri ini. Aku ikhlas sudah roro, aku nggak papa nggak jadi raja deh dan aku batal meminangmu Roro.
46.  Roro J : ciusss ni....? iklas saja apa ikhlas banget?
47.  Bandung B: ikhlas banget-banget dan banget deh Roro!
48.  Roro J : Bandung karena keikhlasanmu, aku mau kau jadikan istri, marilah kita memimpin negeri ini secara bijak, kita tidak mungkin menyelesaikan berbagai permasalahan di negri ini dalam satu hari, butuh waktu Bandung, marilah kita lakukan secara lapang dada dan sabar. Maukah kau kembali meminangku Bandung?
49.  Bandung : mau roro (nampak sumeringah)
50.  Roro J : mau aja apa mau banget...?
51.  Bandung B:  Roro... aku sungguh mencintaimu (lalu mereka berpegangan tangan)
52.  Dalang : diakhir cerita ini akhirnya Bandung Bondowoso menjadi raja dari negri BOKO, mereka Bandung dan Roro memimpin negri ini secara bijaksana, kasus-kasus yang menimpa negri mulai diberantas satu persatu dengan sabar... akankah semua kasus bisa diberantas oleh roro dan bandung.. ? tidak ada yang tahu,, mari kita bersama-sama mendoakan agar apa yang dicita-citakan Bandung dan Roro segera terwujud dan segala macam kasus dinegrinya segera terselesaikan.
Tamat
Probolinggo, 20 Agustus 2013