Selasa, 28 Januari 2014

Kyai Bustomi Sebuah legenda yang tenggelam "BUKAN NABI"



Bukan Nabi
“Kyai Bustomi sebuah legenda yang tenggelam”
Adaptasi dari naskah Bukan Nabi karya Billy
Oleh : Ary Wib

Zaman yang semakin gelisah, semakin tak teratur poros putarannya, membalikkan segalanya, dari yang tabu menjadi biasa, dari yang biasa menjadi luar biasa, dari yang haram menjadi halal dari kebiasaan yang dilarang menjadi suatu kewajiban. Masyarakat yang kehilangan akar budaya dan pegangan terhadap agama menjadi sebuah retorika yang ada di zaman sekarang ini. Dimana semua sudah dimudahkan oleh kemajua teknologi yang melejit cepat kearah yang lebih canggih. Budaya instan, cepat saji menjadi sajian favorit masyarakat sekarang. Melakukan segala cara untuk mendapatkan suatu yang diinginkan. Manusia tidak hanya bermuka dua tetapi sudah bermuka seribu, mengumbar orbolan palsu, mengumbar fitnah, saling tuding. Setan sudah menjadi sahabat dan dusta sudah menjadi tabiat.
Disaat zaman yang semakin carut marut tersebut muncullah beberapa orang yang mengaku utusan Tuhan, guna mencari popularitas, sering mengumbar dakwah di media jejaring sosial, mengumbar dusta sebagai wali, sebagai orang terpilih yang semuanya itu hanya unsur kepentingan popularitas dan materi saja. Lakon ini merupakan retorika keberadaan orang-orang yang mendambakan popularitas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, bukan nabi diangkat sebagai pertunjukan teater untuk mengingatkan kepada pembaca ataupun penonton marilah kita kembali kepada Al Qur’an dan sunnah Rosul sebagai pedoman menjalani kehidupan sehari – hari.


PARA PEMAIN
Kyai Bustomi
Menul
Surti
Supeni
Neneng
Farida
Lastri
Santri 1 (Agus)
Santri 2 (Saleh)
Pelajar 1 (vivin)
Pelajar 2 (reni)
Pelajar 3 (roni)
Pelajar 4 (indri)
Pelajar 5(fajri)

Kepala desa
Ajudan 1
Ajudan 2
Para Penari




BABAK 1
Adegan 1
Panggung adalah sebuah pendopo, kyai Butomi dengan dua santrinya sedang pengajian, perlahan masyarakat yang lalu lalang datang menghampiri, beberapa penari yang biasa latihan tari di pendopo desapun mampir tuk sekedar mendengar tausiah dari Kyai Bustomi. Alunan sholawatan memuali pengajian tersebut. Dan pembacaan tiba’ oleh kedua santri kyai Bustomi.

1.      Kyai Bustomi : Assalamualaikum
2.      Semua : Walaikum Salam Wr Wb
3.      Kyai Bustomi : Alhamdulillah tempat ini sudah dipenuhi oleh orang-rang yang menginginkan sebuah pencerahan rohani. Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan kita kesempatan bertemu dalam keadaan sehat walafiat dan penuh rahmat ini.  Sekali lagi saya ingin menjelaskan kembali tentang perlunya ketaatan kita terhadap Allah SWT, di tengah kebobrokan masyarakat saat ini, benteng yang paling baik adalah iman kita terhadapNya dan terhadap Rasulnya. Saudara-saudaraku yang saya banggakan, di zaman yang semakin modern ini hendaklah kita tetap menjadi manusia yang beradap, tentunya memanfaatkan dengan baik kemajuan yang telah dicapai dengan hal yang baik dan positif. Bukannya menjadikan kita semakin menjauh dari agama, semakin tidak beriman, semakin kehilangan budi perkerti sebagai bangsa yang beragama. Tapi Jangan khawatir ! Percayalah Allah selalu memberikan penyelesaian dari setiap permasalahan-permasalahan yang dihadapi umatnya. Dan ketahuilah ! Allah selalu mengutus Rasul di setiap masanya untuk membenahi akhlaq umat manusia. Sesungguhnya di era modern ini sudah ada utusan baru, wali baru yang sesuai dengan zaman dan keadaan yang kita alami sekarang ini saudara. Semalam saya bermimpi mendapat amanah untuk mengingatkan manusia untuk lebih meningkatkan ibadah karena kiamat sudah dekat. Oleh karenanya marilah kita meningkatkan iman kita terhadap tuhan kita Allah SWT, dan juga beriman kepadaku bahwasannya saya adalah utusan di zaman yang modern ini. Amin…amin ya robbal alamin. Mungkin dari saudara-saudara di tempat ini ingin mengajukan beberapa pertanyaan?
4.      Semua : tidak kyai
5.      Kyai Bustomi : baiklah jika tidak ada, mari kita tutup pengajian ini dengan bacaan al Fatihah.  Assalamualaikum ...
6.      Semua : walaikumsalam Wr Wb

Kyai bustomi beserta santri meninggalkan pendopo tinggallah beberapa warga dan para penari sedang membicarakan sesuatu

7.      Menul : jeng-jeng lihatlah kyai bustomi itu, dia masih muda, berwibawa juga sangat bijaksana sekali yah... ditambah lagi dia juga cerdas loh jeng, benar-benar cucok kalau kyai bustomi itu menjadi wali dari kita semua dizaman yang sudah edan ini lho jeng..
8.      Surti : apaa... terus aku harus bilah ewaaawww... gitu...
9.      Menul : eh jeng surti ini, lihatlah wajahnya yang bersinar bagaikan mentari yang menyinari di pagi hari dan lihatlah matanya yang selalu memberi kedamaian dihati ini jika menatapnya, pokoknya anjasmara kalah deh jeng ...
10.  Surti : masbulloh...! eh jika melihat seseorang itu jangan hanya dari fisiknya saja, tambah lagi percaya akan ucapannya, lidah itu lebih tajam daripada  silet .... jadi kita harus hati-hati dengan pembicaraannya.
11.  Menul : iya jeng, aku paham, tapi kata-kata kyai Bustomi menusuk-nusuk dan tertancap tajam di hatiku yang lemah ini...!
12.  Supeni : sudah...sudah... nggak usah lebay deh mbak... kita ini kan saudara, sebangsa dan seagama toh... jangan naik darah karena urusan yang bikin mboring ini.
13.  Lastri : jangan ngomong sembarang loh mbak peni, ini maslah agama, nanti kualat loh...
14.  Supeni : astagfirullah.... ampuni saya gusti... nah terus sekarang bagaimana ini mbak-mbak sekalian...
15.  Neneng : mengenai Kyai itu, aduhhh jeng, hari gini masih katrok banget sih, percaya yang tahayul kayak gitu, sekarang kan sudah musimnya gadget, interner dll, masa’ percaya dengan hal-hal seperti itu. Belum tentu apa yang diucapkan kyai bustomi itu benar toh bukti kalau dia utusan Allah SWT masih diragukan, nggak ada buktinya loh mbak...
16.  Menul : loh iya ya...
17.  Neneng ; kita ini kan hidup di tahun 2014 loh... sudah banyak kasus orang-orang yang mengaku nabi begitu?
18.  Menul : loh jeng, kamu kok bisa tahu?
19.  Neneng : aduh mbak... kamu ini katrok binti ndesso deh... kabar-kabar begitu kan bisa di cari di google, kita ini meskipun berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tidak boleh krtinggalan dengan perkembangan teknologi dan kemodernan saranan komunikasi yang sudah menjadi fasilitas kita sehari-hari.
20.  Menul : iya juga ya.... sekarang kan sudah ada Facebook, BBM, Whatsup, Line dll sebagai sumber komunikasi dan informasi kita sehari-hari.
21.  Neneng : nah itu pinter ...
22.  Lasstri : sudah-sudah mari kita pulang , suami kita pasti sudah menunggu dirumah, kasihan kan mereka baru pulang kerja, kita harus menyiapakan makan buat suami kita kan?
23.  Semua : iya, mari kita cap cus pulang...?

Adegan 2
Beberapa anak muda yang sedang melakukan penelitian untuk tugasnya masuk panggung dan beberapa penari memulai latihan tarinya di pendopo.

24.  Vivin : permisi bu ?
25.  Neneng dan ibu lainnya : iya dik ?
26.  Lastri : mau apa ni adik-adik sekalian?
27.  Reni : sedang menyelesaikan tugas observasi untuk pelajaran sosiologi bu?
28.  Supeni : owwh emang adik-adik ini sekolah dimana?
29.  Roni : di sma kraksaan bu.
30.  Lastri : udah deh mbak, gak usah keppo, mari kita lekas pulang, permisi ya adik-adik.
31.  Neneng : semoga cepat kelar tugasnya.

Ibu-ibu tersebut keluar, beberapa siswa dan penari yang sedang melakukan latiahan tari, siswa sedang mengamati kegiatan penari tersebut sesekali memotret para penari.

32.  Fajri : ayo kawan-kawan kita mulai mengamati ?
33.  Indri : sebenarnya tugas kita ini ngapain to?
34.  Fajri : haduuuuhhhh... kita observasi, mengamati lingkungan sosial di desa ini, apa di desa ini terdapat kesenjangan sosial atau permasalahan sosial? Jadi harus mendetail begitu.
35.  Indri : hehehe ow begitu,
36.  Vivin : nah para penari ini yang pertama kita amati.
37.  Reni : iyah di zaman yang sudah modern ini masih ada ya, yang mempertahannkan tradisi bangsa kita?
38.  Roni : jelas lah, desa ini kan terkenal dengan budayanya yang mengakar.
39.  Indri : sebentar, lihat perhatikan dengan seksama, ada salah satu penari yang masih sibuk dengan gengetnya, ternyata mereka tak jauh beda ya dengan kita ?
40.  Jefri : ah kamu ini dri, mari kita lanjutkan pengamatan, indri kamu catat kejadian anaeh yang muncul, roni ambil gambar kegiatan itu.
41.  Semua : siap pak bos...

Adegan 3
Para penari memulai sebuah tarian, lengkap dengan musiknya, nampak beberapa pemuda dan para bapak-bapak desa menghampiri pendopo untuk melihat para penari tersebut, secara tidak langsung para penari itu menjadi tontonan masyarakat, dan para siswa mempublikasikannya.

42.   Roni : lihat itu, dibalik kesederhanaan desa ini, mereka ternya mereka masih memiliki rasa kegotong royongan yang kuat loh.
43.  Reni : apaan. Perhatikan yang jelas, yang nonton semua dominan laki-laki, nampak mereka semua matanya kegenitan melihat pantat para penari itu?
44.  Jefri : sudah biarkan saja, ini yang unik disini, rasa solidaritas yang masih tinggi pada masyarakat desa ini.
45.  Vivin : iya jef, tapi ada yang aneh, tadi sebelum kita datang sepertinya di tempat ini ada pengajian dan aku tak sengaja mendengarkan, ada ustad yang mengaku utusan Allah.
46.  Jefri : Huss... sudah jangan dibicarakan disini.
47.  Reni : iya tidak enak, kita bicarakan nanti saja, kalau mereka dengar kan takutnya disangka yang tidak-tidak.

Para siswa melanjutkan penelitiannya, tarian sudah selesai masyarakat dan para penari meninggalkan pendopo satu-persatu.
Adegan 4
Para siswa tersebut masih di pendopo, nampak mereka masih saja serius dengan pembicaraan vivin. Dari hal tersebut kegelisahan para siswa muncul.

48.  Vivin : bagaimana kawan-kawan? Apakah observasi kali ini kita cukupkan saja?
49.  Reni : iya kita bahas hasil yang kita peroleh ini besok saja.
50.  Vivin : Bagaimana tentang kyai tadi yang mengaku utusan tadi ?
51.  Jefri : kamu tidak salah dengar kah?
52.  Vivin : tidak lah, tadi saat kalian berada di batas desa aku tidak sengaja berada  disamping pendopo desa. Kyai itu sesat deh.
53.  Indri : apaa... ciyuss kamu ?
54.  Roni : sesat….sesat… ini ga bisa dibiarkan
55.  Indri : udah deh ... memang kita mau berbuat apa? Kita itu hanya pelajar,
56.  Reni : meskipun ... tapi kita kan sudah remaja ... harusnya kita sudah mampu berfikir kritis
57.  Jefri : memang apa yang akan kamu lakukan
58.  Reni : eh... kita yang melakukan sesuatu bukan aku saja.
59.  Jefri : iya sudah, memang apa yang kita akan lakukan
60.  Indri : kamu ini bagaimana sebagai pemimpin kelompok, harus punya kebijakan dong.
61.  Jefri : baiklah, kita lawan, kita betulkan apa yang salah. Kita mesti berdiskusi dengan kyai itu. Roni, kau lebih mantapkan tentang ajaran iman, dan sejarah rosul kita, kau kan yang ada disini anak pondokan.
62.  Roni : kenapa mesti saya sih, tapi... tidak apa-apa demi agama dan martabat bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
63.  Vivin : nah... gitu dong, ini juga merupakan bagian dari tugas kita kawan-kawan, ini adalah masalah sosial yang harus segera ditindaklanjuti.
64.  Semua : oke kita sepakat kita harus membanggakan almamater kita SMA Negeri 1 kraksaan.

Adegan 5
Kemudian mereka pergi ketempat masyarakat sering berkumpul untuk mencari informasi, tentang kyai bustomi yang dianggap sesat dan murtad itu. Nampak beberapa orang panggung meletakkan properti untuk setting pasar, dimana beberapa lapak dimasukkan dan beerapa dingklik masuk dipanggung, dengan tarian dan nyanyian suasana pasar. Beberapa penjual dan pembeli lalu – lalang, para siswa bertanya-tanya (adegan tanpa dialog), dan disamping kiri panggung kyai bustomi sedang pamer jika dia mampu mengeluarkan uang dari tangannya dan mampu menggandakan uang, dua santrinya menjadi pempublikasi kyai bustomi yang mampu menggandakan uang.

Dari samping kanan para siswa

65.  Jefri : astagfirullah... benar-benar sesat kyai itu, itu perbuatan sirik
66.  Roni : jangan sok tahu kamu jef, mungkin saja dia tidak memakai ilmu hitam
67.  Vivin : heh dri, cepat kamu ambil gambarnya... jangan samapau moment ini terlewatkan.
68.  Indri : beres bos...

Kyai bustomi membagi-bagikan uang kepada masyarakat, beberapa saat setelah itu kyai bustomi pergi dari keramaian.

69.  Jefri : kepada salah satu warga  bu, apa ibu percaya dengan kyai bustomi
70.  Menul : yah bagaimana bisa saya tidak percaya, dik , kyai itu selain tampan dan berwibawa juga sakti loh.
71.  Jefri : tapi itu kan perbuatan sirik bu, kok hari ini masih percaya dengan hal-hal seperti itu.
72.  Menul : iya dik saya pun tahu, kita hidup di masa yang semakin maju, modern, sekarang sudah zamannya tablet dan gadget, hp sudah serba canggih, mana bisa saya tidak meyakini kyai tersebut, lah dia bisa menggandakan dan mengeluarkan uang secara Cuma-Cuma itu. Ya kita sebagai warga sipil tidak bisa berkutik kalau mendengar urusan uang.
73.  Vivin : oh begitu ya bu. Sudahlah jef, lebih baik kita mengatur strategi bagaimana menyelesaikan maslah ini agar tidak semakin larut.
74.  Jefri : iya bu terima kasih infonya, kami permisi pulang dulu.

Babak II
Adegan 1
Alunan musik rancak mengisi pergantian babak, beberapa orang panggung menata setting beberapa kursi dan menja menjadi setting pendopo saat kampanye kades. Kyai bustomi di pendopo desa dengan para santri dan beberapa masyarakat dalam acara kampanye calon kepala desa. Kyai bustomi unjuk kebolehannya dengan menunjukkan kemampuannya untuk menggandakan uang, dan beberapa hal lain seperti mendatangkan hujan dan membuat terik kembali. Ditengah panggung kyai bustomi bersama dengan calon kepala desa dan beberpa tokoh-tokoh masyarakat dan para santri.

75.  Kyai bustomi : assalamualaikum
76.  Semua orang : walaikumsalam.
77.  Kyai bustomi : saudara-saudaraku yang sangat saya banggakan, kita disini berkumpul bersama guna menyambut calon kepala desa baru dan utusan baru, nabi baru buat kalian. Kepala desa bapak miskari akan naik dalam pesta pemilu yang akan datang, saya harap semua memilihnya. Begitu  pula denganku, aku Bustomi, adalah utusan yang baru di era yang gelap gulita ini, sebagai sang pencerah untuk kalian semua. Jadi haruslah ada nabi baru untuk zaman yang semakin maju, zaman modern seperti ini. Saudara-saudaraku, saya akan menunjukkan mukzizat yang di berikan Allah SWT kepadaku, agar kalian percaya bahwasannya akulah nabi penyelamat zaman, akulah nabi yang direncanakan datang di akhir zaman. Kemudian kyai bustomi menunjukkan beberapa kemampuannya menggandakan uang, mendatangkan hujan, memberhentikan hujan
78.  Calon kepala desa : subhanallah-suhanallah, luar biasa, kita harus meyakini utusan baru, sang pencerah, mari kita bersama-sama menjunjung tinggi kenabian kyai bustomi, amin-amin ya robbal alamin.
79.  Kyai Bustomi : pak mis, jika tuhan menghendaki, saya yakin anda akan terpilih. Sebagai imbalan itu semua, kamu dengan wargamu harus meyakini aku sebagai utusan Allah SWT.

Beberapa penari masuk menjadi pembawa acara kampanye kades, nampak Kyai Bustomi tertarik pada salah satu penari.

80.  Calon Kades : bagaimana kyai?
81.  k. Bustomi : maksudnya pak ?
82.  Calon Kades  : jamuan saya.. bagaimana?? Apa kyai menikmatinnya?
83.  k. Bustomi       : ya,, saya sangat menikmatinya.
84.  Calon kades    : oh ya kyai,,saya minta bantuan kyai untuk mengajak para santri dan pengikut kyai untuk memilh saya menjadi kades kembali di pemilihan bulan mendatang. Bagaimana kyai?
85.  k. Bustomi       : begitu ya pak ? seperti yang saya katakan tadi saya menjamin anda akan terpilih di pemilihan nanti.
86.  Calon kades : pak kyai tenang saja pasti ada imbalan yang besar untuk kyai
87.  k. Bustomi       : penari-penari tadi sungguh menarik ya pak.
88.  Calon kades    : benar kyai seiring dengan berkembangnya kesenian di desa kita ini, mereka sudah menjadikannya sebagai profesi,,ya meskipun honornya tidak begitu besar, tapi itu cukup untuk kehidupan mereka.
89.  k. Bustomi       : saya ingin menolong salah satu di antara mereka dengan menikahinya menjadi istri ke-4 saya. Bagaimana pak kades? Bisa bantu saya?
90.  Calon  kades   : oh begitu ya kyai,,baiklah kyai,,kyai tinggal tunjuk aja yang mana,biar yang menyelesaikan anak buah saya.
91.  k. bustomi       : baiklah kalo begitu saya pamit dulu, nanti saya pasti mempromosikan anda ke pengikut- pengikut saya… assalamualaikum,,
92.  Calon  kades  : waalaikum salam..

Adegan 2
Kyai Bustomi keluar kemudian disusul beberapa warga dan santrinya,  pak kades berbicara ke anak buahnya

93.  Calon kades    : tolong nanti kalian pergi ke padepokan kyai Bustomi dan tanyakan gadis yang mana yang mau dia nikahi. Sekalian kalian bawa ini uang 20 juta untuk kyai bustomi, demi kelancaran untuk bulan depan.
94.  Ajudan            : baik pak..
95.  Calon kades    : saya mau istirahat dulu.. persiapkan dulu semua..

 Setelah Kades masuk ke dalam,,kedua perangkat desa bercakap-cakap di luar

96.  Ajudan  1 : enak benar ? coba aku jadi kyai  ya…
97.  Ajudan 2  : muka kaya kamu mana cocok,, kaya kamu tu cocoknya jadi tukang sayur..
98.  Ajudan 1 : kurang asem.. untung kita anak buah pak Kades,, kalo tidak bahaya itu..
99.  Ajudan 2 : emang bahaya kenapa coy?
100.   Ajudan 1: kalau kita bukan bawahan kades pasti istri-istri kita diambil alih oleh kyai Bustomi..
101.   Ajudan 2 : emang tanah diambil alih… tapi aku pikir-pikir ada benarnya juga sih.. ahhhh..masbulloh,, mari cepat kita antar imbalan dari pak kades ini.. biar cepat pulang ke rumah.

Para ajudan pergi kerumah kyai bustomi nampak beberapa orang panggung sedang menata setting dengan tarian dan nyanyian suasana rumah kyai bustomi.

Babak III
Adegan 1
Dipadepokan kyai Bustomi, beberapa santri dan kyai sedang berkumpul mereka usai melaksanakan sholat dhuhur.

102.   Santri 1: kyai ngapunten, sepertinya keberadaan anak-anak muda pelajar itu, membahayakan popularitas kyai,
103.   Kyai Bustomi : memang ada apa dengan mereka, aku melihat mereka hanya anak-anak kecil yang sepertinya liburan di desa ini.
104.   Santri 2 : tidak kyai, mereka sepertinya menghasut warga untuk tidak percaya kepada kyai sebagai utusan di akhir zaman ini.
105.   Kyai bustomi : kalau begitu segeralah kalian panggilkan mereka, untuk menghadap kepadaku.
106.   Santri : baiklah kyai, kami akan panggilkan mereka.
107.   Kyai Bustomi : tunggu sebentar, tadi pak kades menitipkan pesan kepada kalian?
108.   Santri 2 : oh iya kyai,  hampir lupa kyai. Tadi ajudan pak kades berpesan kyai diminta memilih sendiri perempuan yang kyai inginkan, dan ini kyai (menyerahkan amplop) titipan dari pak kades.

Tiba-tiba dari belakang para pelajar yang akan bertemu dengan kyai bustomi, belum sempat para santri memanggil mereka, mereka sudah datang.

Adegan 2
Sontak kyai bustomi menyuruh salah satu santri untuk mengumpulkan warga di padepokan kyai agar semua warga tahu kebenaran dari kenabian kyai bustomi

109.   Santri 1 berusaha menghadang pelajar itu untuk masuk ke padepokan kyai bustomi, tapi pelajar tersebut memaksa, hingga terjadi perkelahian diantara mereka. Tiba-tiba kyai bustomi...
110.   Kyai Bustomi : sudahlah biarkan mereka masuk, biarkan tamu agung itu menemuiku.
Tidak lama kemudian santri 2 masuk dengan beberapa warga, nampak warga yang sedang tergesah-gesah.

111.   Kyai bustomi : saudara-saudara, terima kasih telah hadir di undangan yang mendadak ini, perlu saudara-saudara ketahui bahwa saya akan membuktikan kepada saudara-saudara sekalian bukti kenabianku.

Tiba-tiba para pelajar memotong pembicaraan kyai

112.   Vivin : mohon maaf sebelumnya kyai, bukankah nabiakhir kita adalah Nabi Muhammad SAW
113.   Kyai bustomi : tak baiklah saudara pelajar ini memotong pembicaraanku, aku utusan Allah SWT, orang terpilih. wahai umat ku sekalian marilah kita berdo’a bersama-sama “Ya Tuhan kami! Kami telah percaya kepada apa yang telah Engkau turunkan, dan kamipun telah mengikut Rasul itu. Sebab itu tuliskanlah kiranya kami bersama-sama orang-orang yang telah menyaksikan” (ali imron : 53) berikanlah kami perlindungan diantara orang-orang yang ingkar terhadap engkau agar kami tak terpengaruh oleh tipu daya mereka. Robbana atina fiddunya kha…………. Amin…
114.   Semua warga : amin...
115.   Kyai Bustomi            : Ingatlah,, akulah Nabi kalian,, jangan khawatir umatku, kalian semua adalah penghuni surga kelak. Jangan mengikuti 5 anak muda bau kencur ini! Hai kalian anak muda, ada waktu untuk kalian bertobat, maka bertobatlah dan jadilah pengikutku, maka kita akhiri saja perselisihan ini.
116.   Roni  : mohon maaf sebelumnya kyai, kemarin saya tegaskan bahwa kami tidak akan mempermasalahkan hal ini. Tapi tolong masyarakat jangan dibawa ke ajaran kyai yang salah. Kasihan mereka.
117.   Kyai bustomi             : kalian kurang ajar.
118.   Vivin : Allah berfirman : Kalau bukanlah kemurahan Tuhan Allah dan kasih rahmat­Nya kepada kamu di atas dunia ini dan di akhirat kelak, niscaya kamu akan ditimpa oleh azab yang amat besar karena berita yang kamu siarkan itu.(An-Nur : 1\4) Mari kyai kita meluruskan semua ini, masih belum terlambat, anda adalah orang yang pandai dan mempunyai tingkat intelektual yang tinggi. Allah pasti memaafkan karena dalam firmanNya :Tuhan memberi pengajaran bagi kamu, supaya jangan meng­ulangi lagi perbuatan seperti itu buat selama-selamanya. Kalau betul kamu mengakui beriman. (An-Nur : 17)
119.   Kyai Bustomi            : hai kalian anak muda kafir!! jangan mengajariku tentang agama. Mari ku buktikan tentang ke Rasulanku.

kyai Bustomi menuju kursi di pojok kanan, dia duduk, matanya terpejam dan tangannya bergerak-gerak ke atas

120.   Kyai bustomi             : Allahhu Akbar………. Allahhu Akbar…………….. Allahhu Akbar………kedua tangannya ke atas slide kemudian menyala, nampak matahari dan bumi bisa diangkat dan dihentikan putaran bumi pada porosnya, akulah utusannya, akulah tuhan daripada tuhanmu, akulah nabi dari pada nabimu, aku mendapatkan wahyu dari tuhan untuk membenahi, kehidupan manusia yang sudah diambang kebobrokan, akulah dunia yang menjaga kalian agar kalian tetap hidup harmonis  dan sejahtera, akulah mesin uang untuk memenuhi kemakmuran akan kehidupan kalian. Akulah sang pencerah....!  Lihatlah umatku………… lihatlah,, bukankah ini sebuah mukzizat….kyai bustomi menghambur-hamburkan uang yang diambilnya dari belakang,,uang itu seakan tak ada habisnya. Slide uang yang berhamburan. Dan semua warga saling berebut uang yang berhamburan.

121.   Fajri   : Dengan lantang fajri berkata bapak-bapak, ibu-ibu sekalian yang saya hormati, kami disini tidak ingin membawa masalah ataupun perpecahan. Ingatlah tanggung jawab kita masing-masing sebagai umat islam. Bukan kepada orang lain,melainkan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu.
Rasulullah bersabda : “Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Malik dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Misykah ).
Marilah kita berpedoman pada dua hal tersebut. Saling mengasihi satu sama lain dan bersikap adil dan jujur. Allah juga berfirman : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui.
Ingatlah saudaraku “Allah maha mengetahui”

Kemudian uang uang yang dihamburkan-hamburkan kyai bustomi baru diketahui jika uang itu adalah uang palsu, uang itu hanya uang mainan.

122.   Salah satu warga : bapak-bapak ibu-ibu, ini uang palsu, uang mainan untuk anak-anak, ternyata kita di tipu oleh kyai itu, kyai bustomi memang musrik, sesat dan tak patut kita mempercayainya. Astagfirullah....
123.   Semua warga : astagfirullah...

Lalu kyai bustomi tiba-tiba kejang-kejang wajahnya berubah jadi hitam dan dibelakang slide wabah penyakit bertaburan, slide bencana dan kebobrokan moral manusia muncul.
Masyarakat semakin kalang kabut, kemudian dengan beberapa pelajar itu masyarakan melakukan sujud untuk tobat dan melantunkan sholawat nabi, memohon pengampunan kepada Allah SWT.
Kyai Bustomi menjerit keras kemudian meninggal Dunia

                                                                                                            Kraksaan, 06 januari 2014
Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar