Bukan
Nabi
“Kyai
Bustomi sebuah legenda yang tenggelam”
Adaptasi dari
naskah Bukan Nabi karya Billy
Oleh : Ary Wib
Zaman
yang semakin gelisah, semakin tak teratur poros putarannya, membalikkan
segalanya, dari yang tabu menjadi biasa, dari yang biasa menjadi luar biasa,
dari yang haram menjadi halal dari kebiasaan yang dilarang menjadi suatu
kewajiban. Masyarakat yang kehilangan akar budaya dan pegangan terhadap agama
menjadi sebuah retorika yang ada di zaman sekarang ini. Dimana semua sudah
dimudahkan oleh kemajua teknologi yang melejit cepat kearah yang lebih canggih.
Budaya instan, cepat saji menjadi sajian favorit masyarakat sekarang. Melakukan
segala cara untuk mendapatkan suatu yang diinginkan. Manusia tidak hanya
bermuka dua tetapi sudah bermuka seribu, mengumbar orbolan palsu, mengumbar
fitnah, saling tuding. Setan sudah menjadi sahabat dan dusta sudah menjadi
tabiat.
Disaat
zaman yang semakin carut marut tersebut muncullah beberapa orang yang mengaku
utusan Tuhan, guna mencari popularitas, sering mengumbar dakwah di media
jejaring sosial, mengumbar dusta sebagai wali, sebagai orang terpilih yang
semuanya itu hanya unsur kepentingan popularitas dan materi saja. Lakon ini
merupakan retorika keberadaan orang-orang yang mendambakan popularitas dan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, bukan nabi
diangkat sebagai pertunjukan teater untuk mengingatkan kepada pembaca ataupun
penonton marilah kita kembali kepada Al Qur’an dan sunnah Rosul sebagai pedoman
menjalani kehidupan sehari – hari.
PARA
PEMAIN
|
|
Kyai Bustomi
Menul
Surti
Supeni
Neneng
Farida
Lastri
Santri 1
(Agus)
Santri 2
(Saleh)
Pelajar 1
(vivin)
Pelajar 2
(reni)
Pelajar 3
(roni)
Pelajar 4
(indri)
Pelajar
5(fajri)
|
Kepala desa
Ajudan 1
Ajudan 2
Para Penari
|
BABAK
1
Adegan
1
Panggung adalah sebuah pendopo,
kyai Butomi dengan dua santrinya sedang pengajian, perlahan masyarakat yang
lalu lalang datang menghampiri, beberapa penari yang biasa latihan tari di
pendopo desapun mampir tuk sekedar mendengar tausiah dari Kyai Bustomi. Alunan
sholawatan memuali pengajian tersebut. Dan pembacaan tiba’ oleh kedua santri
kyai Bustomi.
1. Kyai
Bustomi : Assalamualaikum
2. Semua
: Walaikum Salam Wr Wb
3.
Kyai Bustomi :
Alhamdulillah tempat ini sudah dipenuhi oleh orang-rang yang menginginkan
sebuah pencerahan rohani. Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
memberikan kita kesempatan bertemu dalam keadaan sehat walafiat dan penuh
rahmat ini. Sekali lagi saya ingin
menjelaskan kembali tentang perlunya ketaatan kita terhadap Allah SWT, di tengah kebobrokan
masyarakat saat ini, benteng yang paling baik adalah iman kita terhadapNya dan
terhadap Rasulnya. Saudara-saudaraku
yang saya banggakan, di zaman yang
semakin modern ini hendaklah kita tetap menjadi manusia yang beradap, tentunya
memanfaatkan dengan baik kemajuan yang telah dicapai dengan hal yang baik dan
positif. Bukannya menjadikan kita semakin menjauh dari agama, semakin tidak
beriman, semakin kehilangan budi perkerti sebagai bangsa yang beragama. Tapi
Jangan khawatir !
Percayalah Allah selalu memberikan penyelesaian dari setiap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi umatnya. Dan ketahuilah ! Allah selalu mengutus
Rasul di setiap masanya untuk membenahi akhlaq umat manusia. Sesungguhnya di era modern ini sudah ada utusan baru,
wali baru yang sesuai dengan zaman dan keadaan yang kita alami sekarang ini
saudara. Semalam saya bermimpi mendapat amanah untuk mengingatkan manusia untuk
lebih meningkatkan ibadah karena kiamat sudah dekat. Oleh karenanya marilah
kita meningkatkan iman kita terhadap tuhan kita Allah SWT, dan juga beriman
kepadaku bahwasannya saya adalah utusan di zaman yang modern ini. Amin…amin
ya robbal alamin. Mungkin dari
saudara-saudara di tempat ini ingin mengajukan beberapa pertanyaan?
4.
Semua : tidak kyai
5.
Kyai Bustomi :
baiklah jika tidak ada, mari kita tutup pengajian ini dengan bacaan al Fatihah.
Assalamualaikum ...
6.
Semua :
walaikumsalam Wr Wb
Kyai bustomi beserta santri meninggalkan pendopo
tinggallah beberapa warga dan para penari sedang membicarakan sesuatu
7.
Menul : jeng-jeng
lihatlah kyai bustomi itu, dia masih muda, berwibawa juga sangat bijaksana
sekali yah... ditambah lagi dia juga cerdas loh jeng, benar-benar cucok kalau
kyai bustomi itu menjadi wali dari kita semua dizaman yang sudah edan ini lho
jeng..
8.
Surti : apaa...
terus aku harus bilah ewaaawww... gitu...
9.
Menul : eh jeng
surti ini, lihatlah wajahnya yang bersinar bagaikan mentari yang menyinari di
pagi hari dan lihatlah matanya yang selalu memberi kedamaian dihati ini jika
menatapnya, pokoknya anjasmara kalah deh jeng ...
10.
Surti :
masbulloh...! eh jika melihat seseorang itu jangan hanya dari fisiknya saja,
tambah lagi percaya akan ucapannya, lidah itu lebih tajam daripada silet .... jadi kita harus hati-hati dengan
pembicaraannya.
11.
Menul : iya jeng,
aku paham, tapi kata-kata kyai Bustomi menusuk-nusuk dan tertancap tajam di
hatiku yang lemah ini...!
12.
Supeni :
sudah...sudah... nggak usah lebay deh mbak... kita ini kan saudara, sebangsa
dan seagama toh... jangan naik darah karena urusan yang bikin mboring ini.
13.
Lastri : jangan
ngomong sembarang loh mbak peni, ini maslah agama, nanti kualat loh...
14.
Supeni :
astagfirullah.... ampuni saya gusti... nah terus sekarang bagaimana ini mbak-mbak
sekalian...
15.
Neneng : mengenai
Kyai itu, aduhhh jeng, hari gini masih katrok banget sih, percaya yang tahayul
kayak gitu, sekarang kan sudah musimnya gadget, interner dll, masa’ percaya
dengan hal-hal seperti itu. Belum tentu apa yang diucapkan kyai bustomi itu
benar toh bukti kalau dia utusan Allah SWT masih diragukan, nggak ada buktinya
loh mbak...
16.
Menul : loh iya
ya...
17.
Neneng ; kita ini
kan hidup di tahun 2014 loh... sudah banyak kasus orang-orang yang mengaku nabi
begitu?
18.
Menul : loh jeng,
kamu kok bisa tahu?
19.
Neneng : aduh
mbak... kamu ini katrok binti ndesso deh... kabar-kabar begitu kan bisa di cari
di google, kita ini meskipun berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tidak boleh
krtinggalan dengan perkembangan teknologi dan kemodernan saranan komunikasi
yang sudah menjadi fasilitas kita sehari-hari.
20.
Menul : iya juga
ya.... sekarang kan sudah ada Facebook, BBM, Whatsup, Line dll sebagai sumber
komunikasi dan informasi kita sehari-hari.
21.
Neneng : nah itu
pinter ...
22.
Lasstri :
sudah-sudah mari kita pulang , suami kita pasti sudah menunggu dirumah, kasihan
kan mereka baru pulang kerja, kita harus menyiapakan makan buat suami kita kan?
23.
Semua : iya, mari
kita cap cus pulang...?
Adegan 2
Beberapa anak muda yang sedang melakukan penelitian untuk
tugasnya masuk panggung dan beberapa penari memulai latihan tarinya di pendopo.
24.
Vivin : permisi bu
?
25.
Neneng dan ibu
lainnya : iya dik ?
26.
Lastri : mau apa ni
adik-adik sekalian?
27.
Reni : sedang
menyelesaikan tugas observasi untuk pelajaran sosiologi bu?
28.
Supeni : owwh emang
adik-adik ini sekolah dimana?
29.
Roni : di sma
kraksaan bu.
30.
Lastri : udah deh
mbak, gak usah keppo, mari kita lekas pulang, permisi ya adik-adik.
31.
Neneng : semoga
cepat kelar tugasnya.
Ibu-ibu tersebut keluar, beberapa siswa dan penari yang
sedang melakukan latiahan tari, siswa sedang mengamati kegiatan penari tersebut
sesekali memotret para penari.
32.
Fajri : ayo
kawan-kawan kita mulai mengamati ?
33.
Indri : sebenarnya
tugas kita ini ngapain to?
34.
Fajri :
haduuuuhhhh... kita observasi, mengamati lingkungan sosial di desa ini, apa di
desa ini terdapat kesenjangan sosial atau permasalahan sosial? Jadi harus
mendetail begitu.
35.
Indri : hehehe ow
begitu,
36.
Vivin : nah para
penari ini yang pertama kita amati.
37.
Reni : iyah di
zaman yang sudah modern ini masih ada ya, yang mempertahannkan tradisi bangsa
kita?
38.
Roni : jelas lah,
desa ini kan terkenal dengan budayanya yang mengakar.
39.
Indri : sebentar,
lihat perhatikan dengan seksama, ada salah satu penari yang masih sibuk dengan
gengetnya, ternyata mereka tak jauh beda ya dengan kita ?
40.
Jefri : ah kamu ini
dri, mari kita lanjutkan pengamatan, indri kamu catat kejadian anaeh yang
muncul, roni ambil gambar kegiatan itu.
41.
Semua : siap pak
bos...
Adegan 3
Para penari memulai sebuah tarian, lengkap dengan
musiknya, nampak beberapa pemuda dan para bapak-bapak desa menghampiri pendopo
untuk melihat para penari tersebut, secara tidak langsung para penari itu
menjadi tontonan masyarakat, dan para siswa mempublikasikannya.
42.
Roni : lihat itu, dibalik kesederhanaan desa
ini, mereka ternya mereka masih memiliki rasa kegotong royongan yang kuat loh.
43.
Reni : apaan.
Perhatikan yang jelas, yang nonton semua dominan laki-laki, nampak mereka semua
matanya kegenitan melihat pantat para penari itu?
44.
Jefri : sudah
biarkan saja, ini yang unik disini, rasa solidaritas yang masih tinggi pada
masyarakat desa ini.
45.
Vivin : iya jef,
tapi ada yang aneh, tadi sebelum kita datang sepertinya di tempat ini ada
pengajian dan aku tak sengaja mendengarkan, ada ustad yang mengaku utusan
Allah.
46.
Jefri : Huss...
sudah jangan dibicarakan disini.
47.
Reni : iya tidak
enak, kita bicarakan nanti saja, kalau mereka dengar kan takutnya disangka yang
tidak-tidak.
Para siswa melanjutkan penelitiannya, tarian sudah
selesai masyarakat dan para penari meninggalkan pendopo satu-persatu.
Adegan 4
Para siswa tersebut masih di pendopo, nampak mereka masih
saja serius dengan pembicaraan vivin. Dari hal tersebut kegelisahan para siswa
muncul.
48.
Vivin : bagaimana
kawan-kawan? Apakah observasi kali ini kita cukupkan saja?
49.
Reni : iya kita
bahas hasil yang kita peroleh ini besok saja.
50.
Vivin : Bagaimana
tentang kyai tadi yang mengaku utusan tadi ?
51.
Jefri : kamu tidak
salah dengar kah?
52.
Vivin : tidak lah,
tadi saat kalian berada di batas desa aku tidak sengaja berada disamping pendopo desa. Kyai itu sesat deh.
53.
Indri : apaa...
ciyuss kamu ?
54.
Roni : sesat….sesat…
ini ga bisa dibiarkan
55.
Indri : udah deh
... memang kita mau berbuat apa? Kita itu hanya pelajar,
56.
Reni : meskipun ...
tapi kita kan sudah remaja ... harusnya kita sudah mampu berfikir kritis
57.
Jefri : memang apa
yang akan kamu lakukan
58.
Reni : eh... kita
yang melakukan sesuatu bukan aku saja.
59.
Jefri : iya sudah,
memang apa yang kita akan lakukan
60.
Indri : kamu ini
bagaimana sebagai pemimpin kelompok, harus punya kebijakan dong.
61.
Jefri : baiklah,
kita lawan, kita betulkan apa yang salah. Kita mesti berdiskusi dengan kyai
itu. Roni, kau lebih mantapkan tentang ajaran iman, dan sejarah rosul kita, kau
kan yang ada disini anak pondokan.
62.
Roni : kenapa mesti
saya sih, tapi... tidak apa-apa demi agama dan martabat bangsa yang menjunjung
tinggi nilai-nilai agama.
63.
Vivin : nah... gitu
dong, ini juga merupakan bagian dari tugas kita kawan-kawan, ini adalah masalah
sosial yang harus segera ditindaklanjuti.
64.
Semua : oke kita
sepakat kita harus membanggakan almamater kita SMA Negeri 1 kraksaan.
Adegan 5
Kemudian
mereka pergi ketempat masyarakat sering berkumpul untuk mencari informasi,
tentang kyai bustomi yang dianggap sesat dan murtad itu. Nampak beberapa orang
panggung meletakkan properti untuk setting pasar, dimana beberapa lapak
dimasukkan dan beerapa dingklik masuk dipanggung, dengan tarian dan nyanyian
suasana pasar. Beberapa penjual dan pembeli lalu – lalang, para siswa
bertanya-tanya (adegan tanpa dialog), dan disamping kiri panggung kyai bustomi
sedang pamer jika dia mampu mengeluarkan uang dari tangannya dan mampu
menggandakan uang, dua santrinya menjadi pempublikasi kyai bustomi yang mampu
menggandakan uang.
Dari samping kanan para siswa
65.
Jefri :
astagfirullah... benar-benar sesat kyai itu, itu perbuatan sirik
66.
Roni : jangan sok
tahu kamu jef, mungkin saja dia tidak memakai ilmu hitam
67.
Vivin : heh dri,
cepat kamu ambil gambarnya... jangan samapau moment ini terlewatkan.
68.
Indri : beres
bos...
Kyai bustomi membagi-bagikan uang kepada masyarakat,
beberapa saat setelah itu kyai bustomi pergi dari keramaian.
69.
Jefri : kepada
salah satu warga bu, apa ibu percaya dengan kyai bustomi
70.
Menul : yah
bagaimana bisa saya tidak percaya, dik , kyai itu selain tampan dan berwibawa
juga sakti loh.
71.
Jefri : tapi itu
kan perbuatan sirik bu, kok hari ini masih percaya dengan hal-hal seperti itu.
72.
Menul : iya dik
saya pun tahu, kita hidup di masa yang semakin maju, modern, sekarang sudah
zamannya tablet dan gadget, hp sudah serba canggih, mana bisa saya tidak
meyakini kyai tersebut, lah dia bisa menggandakan dan mengeluarkan uang secara
Cuma-Cuma itu. Ya kita sebagai warga sipil tidak bisa berkutik kalau mendengar
urusan uang.
73.
Vivin : oh begitu
ya bu. Sudahlah jef, lebih baik kita mengatur strategi bagaimana menyelesaikan
maslah ini agar tidak semakin larut.
74.
Jefri : iya bu
terima kasih infonya, kami permisi pulang dulu.
Babak II
Adegan 1
Alunan musik rancak mengisi pergantian babak, beberapa
orang panggung menata setting beberapa kursi dan menja menjadi setting pendopo
saat kampanye kades. Kyai bustomi di pendopo desa dengan para santri dan
beberapa masyarakat dalam acara kampanye calon kepala desa. Kyai bustomi unjuk
kebolehannya dengan menunjukkan kemampuannya untuk menggandakan uang, dan
beberapa hal lain seperti mendatangkan hujan dan membuat terik kembali.
Ditengah panggung kyai bustomi bersama dengan calon kepala desa dan beberpa tokoh-tokoh
masyarakat dan para santri.
75.
Kyai bustomi :
assalamualaikum
76.
Semua orang :
walaikumsalam.
77.
Kyai bustomi :
saudara-saudaraku yang sangat saya banggakan, kita disini berkumpul bersama
guna menyambut calon kepala desa baru dan utusan baru, nabi baru buat kalian.
Kepala desa bapak miskari akan naik dalam pesta pemilu yang akan datang, saya
harap semua memilihnya. Begitu pula
denganku, aku Bustomi, adalah utusan yang baru di era yang gelap gulita ini,
sebagai sang pencerah untuk kalian semua. Jadi haruslah ada nabi baru untuk
zaman yang semakin maju, zaman modern seperti ini. Saudara-saudaraku, saya akan
menunjukkan mukzizat yang di berikan Allah SWT kepadaku, agar kalian percaya
bahwasannya akulah nabi penyelamat zaman, akulah nabi yang direncanakan datang
di akhir zaman. Kemudian kyai bustomi menunjukkan beberapa kemampuannya menggandakan
uang, mendatangkan hujan, memberhentikan hujan
78.
Calon kepala desa :
subhanallah-suhanallah, luar biasa, kita harus meyakini utusan baru, sang
pencerah, mari kita bersama-sama menjunjung tinggi kenabian kyai bustomi,
amin-amin ya robbal alamin.
79.
Kyai Bustomi : pak
mis, jika tuhan menghendaki, saya yakin anda akan terpilih. Sebagai imbalan itu
semua, kamu dengan wargamu harus meyakini aku sebagai utusan Allah SWT.
Beberapa penari masuk menjadi pembawa acara kampanye
kades, nampak Kyai Bustomi tertarik pada salah satu penari.
80. Calon Kades : bagaimana kyai?
81. k.
Bustomi : maksudnya
pak ?
82. Calon Kades :
jamuan saya.. bagaimana?? Apa kyai menikmatinnya?
83. k.
Bustomi : ya,, saya sangat
menikmatinya.
84. Calon kades : oh ya kyai,,saya minta bantuan kyai untuk
mengajak para santri dan pengikut kyai
untuk memilh saya menjadi kades kembali di pemilihan bulan mendatang. Bagaimana
kyai?
85. k.
Bustomi : begitu ya pak ? seperti yang saya katakan tadi saya menjamin anda akan
terpilih di pemilihan nanti.
86. Calon kades : pak kyai tenang
saja pasti ada imbalan yang besar
untuk kyai
87. k.
Bustomi : penari-penari tadi sungguh
menarik ya pak.
88. Calon kades : benar kyai seiring dengan berkembangnya kesenian
di desa kita ini, mereka sudah menjadikannya sebagai profesi,,ya meskipun
honornya tidak
begitu besar, tapi itu cukup untuk kehidupan mereka.
89. k.
Bustomi : saya ingin menolong salah
satu di antara mereka dengan menikahinya menjadi istri ke-4 saya. Bagaimana pak
kades? Bisa bantu saya?
90. Calon kades :
oh begitu ya kyai,,baiklah kyai,,kyai tinggal tunjuk aja yang mana,biar yang
menyelesaikan anak buah saya.
91. k.
bustomi : baiklah kalo begitu saya
pamit dulu, nanti saya pasti mempromosikan anda ke pengikut- pengikut saya…
assalamualaikum,,
92. Calon kades : waalaikum salam..
Adegan 2
Kyai Bustomi keluar kemudian disusul beberapa warga dan
santrinya, pak
kades berbicara ke anak buahnya
93. Calon kades : tolong nanti kalian pergi ke padepokan kyai
Bustomi dan tanyakan gadis yang mana yang mau dia nikahi. Sekalian kalian bawa ini uang 20 juta untuk kyai bustomi,
demi kelancaran untuk bulan depan.
94. Ajudan : baik pak..
95. Calon kades : saya mau istirahat dulu.. persiapkan dulu
semua..
Setelah
Kades masuk ke dalam,,kedua perangkat desa bercakap-cakap di luar
96. Ajudan 1 : enak benar ? coba aku jadi kyai ya…
97. Ajudan 2 :
muka kaya kamu mana cocok,, kaya kamu tu cocoknya jadi tukang sayur..
98. Ajudan 1 : kurang asem.. untung
kita anak buah pak Kades,, kalo tidak
bahaya itu..
99. Ajudan 2 : emang bahaya kenapa
coy?
100.
Ajudan 1:
kalau kita
bukan bawahan kades pasti istri-istri kita diambil alih oleh kyai Bustomi..
101.
Ajudan 2 :
emang tanah diambil alih… tapi
aku pikir-pikir ada
benarnya juga sih..
ahhhh..masbulloh,, mari
cepat kita antar imbalan dari pak
kades ini.. biar cepat
pulang ke rumah.
Para ajudan pergi kerumah kyai bustomi nampak beberapa
orang panggung sedang menata setting dengan tarian dan nyanyian suasana rumah
kyai bustomi.
Babak III
Adegan 1
Dipadepokan kyai Bustomi, beberapa santri dan kyai sedang
berkumpul mereka usai melaksanakan sholat dhuhur.
102.
Santri 1: kyai
ngapunten, sepertinya keberadaan anak-anak muda pelajar itu, membahayakan
popularitas kyai,
103.
Kyai Bustomi :
memang ada apa dengan mereka, aku melihat mereka hanya anak-anak kecil yang
sepertinya liburan di desa ini.
104.
Santri 2 : tidak
kyai, mereka sepertinya menghasut warga untuk tidak percaya kepada kyai sebagai
utusan di akhir zaman ini.
105.
Kyai bustomi :
kalau begitu segeralah kalian panggilkan mereka, untuk menghadap kepadaku.
106.
Santri : baiklah
kyai, kami akan panggilkan mereka.
107.
Kyai Bustomi :
tunggu sebentar, tadi pak kades menitipkan pesan kepada kalian?
108.
Santri 2 : oh
iya kyai, hampir lupa kyai. Tadi ajudan
pak kades berpesan kyai diminta memilih sendiri perempuan yang kyai inginkan,
dan ini kyai (menyerahkan amplop)
titipan dari pak kades.
Tiba-tiba dari belakang para pelajar yang akan bertemu
dengan kyai bustomi, belum sempat para santri memanggil mereka, mereka sudah
datang.
Adegan 2
Sontak kyai bustomi menyuruh salah satu santri untuk
mengumpulkan warga di padepokan kyai agar semua warga tahu kebenaran dari
kenabian kyai bustomi
109.
Santri 1 berusaha
menghadang pelajar itu untuk masuk ke padepokan kyai bustomi, tapi pelajar
tersebut memaksa, hingga terjadi perkelahian diantara mereka. Tiba-tiba kyai
bustomi...
110.
Kyai Bustomi :
sudahlah biarkan mereka masuk, biarkan tamu agung itu menemuiku.
Tidak lama kemudian santri 2 masuk dengan beberapa warga,
nampak warga yang sedang tergesah-gesah.
111.
Kyai bustomi :
saudara-saudara, terima kasih telah hadir di undangan yang mendadak ini, perlu
saudara-saudara ketahui bahwa saya akan membuktikan kepada saudara-saudara
sekalian bukti kenabianku.
Tiba-tiba para pelajar memotong pembicaraan kyai
112.
Vivin : mohon maaf
sebelumnya kyai, bukankah nabiakhir kita adalah Nabi Muhammad SAW
113.
Kyai bustomi : tak
baiklah saudara pelajar ini memotong pembicaraanku, aku utusan Allah SWT, orang
terpilih. wahai umat ku sekalian marilah kita
berdo’a bersama-sama “Ya
Tuhan kami! Kami telah percaya kepada
apa yang telah Engkau turunkan, dan kamipun telah mengikut Rasul itu. Sebab itu
tuliskanlah kiranya kami bersama-sama orang-orang yang telah menyaksikan” (ali
imron : 53) berikanlah kami perlindungan diantara orang-orang
yang ingkar terhadap engkau agar kami tak terpengaruh oleh tipu daya mereka.
Robbana atina fiddunya kha…………. Amin…
114.
Semua warga :
amin...
115.
Kyai Bustomi :
Ingatlah,, akulah Nabi
kalian,, jangan khawatir umatku, kalian semua adalah penghuni surga kelak. Jangan mengikuti
5 anak muda bau kencur ini! Hai kalian anak muda, ada waktu untuk kalian bertobat, maka bertobatlah dan jadilah
pengikutku, maka kita akhiri saja perselisihan ini.
116.
Roni : mohon maaf sebelumnya kyai, kemarin saya
tegaskan bahwa kami tidak akan mempermasalahkan hal ini. Tapi tolong masyarakat jangan dibawa ke ajaran kyai
yang salah. Kasihan mereka.
117.
Kyai bustomi :
kalian kurang ajar.
118.
Vivin : Allah berfirman : Kalau bukanlah kemurahan Tuhan Allah dan kasih rahmatNya kepada
kamu di atas dunia ini dan di akhirat kelak, niscaya kamu akan ditimpa oleh
azab yang amat besar karena berita yang kamu siarkan itu.(An-Nur : 1\4) Mari kyai kita meluruskan semua ini,
masih belum terlambat, anda adalah orang yang pandai dan mempunyai tingkat
intelektual yang
tinggi. Allah pasti memaafkan karena dalam firmanNya :Tuhan memberi pengajaran bagi kamu, supaya jangan mengulangi lagi
perbuatan seperti itu buat selama-selamanya. Kalau betul kamu mengakui beriman.
(An-Nur : 17)
119.
Kyai Bustomi :
hai kalian anak muda
kafir!! jangan
mengajariku tentang agama. Mari ku buktikan tentang ke Rasulanku.
kyai Bustomi menuju kursi di
pojok kanan, dia duduk, matanya terpejam dan
tangannya bergerak-gerak ke atas
120.
Kyai bustomi :
Allahhu Akbar………. Allahhu Akbar…………….. Allahhu Akbar………kedua tangannya ke atas slide kemudian menyala, nampak matahari dan bumi bisa diangkat dan
dihentikan putaran bumi pada porosnya, akulah utusannya, akulah tuhan daripada tuhanmu, akulah nabi dari pada
nabimu, aku mendapatkan wahyu dari tuhan untuk membenahi, kehidupan manusia
yang sudah diambang kebobrokan, akulah dunia yang menjaga kalian agar kalian
tetap hidup harmonis dan sejahtera,
akulah mesin uang untuk memenuhi kemakmuran akan kehidupan kalian. Akulah sang
pencerah....! Lihatlah
umatku………… lihatlah,, bukankah ini sebuah mukzizat….kyai bustomi menghambur-hamburkan uang yang diambilnya dari
belakang,,uang itu seakan tak ada habisnya. Slide uang yang berhamburan. Dan semua warga saling berebut uang yang
berhamburan.
121. Fajri : Dengan
lantang fajri berkata bapak-bapak, ibu-ibu sekalian yang saya
hormati, kami disini tidak ingin membawa masalah ataupun perpecahan. Ingatlah
tanggung jawab kita masing-masing sebagai umat islam. Bukan kepada orang
lain,melainkan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu.
Rasulullah bersabda : “Saya tinggalkan pada kalian
dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab
Allah dan Sunnahku.” (HR.
Malik dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Misykah ).
Marilah kita berpedoman pada dua hal tersebut.
Saling mengasihi satu sama lain dan bersikap adil dan jujur. Allah juga
berfirman : Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya
Allah adalah Maha Mengetahui.
Ingatlah
saudaraku “Allah maha mengetahui”
Kemudian
uang uang yang dihamburkan-hamburkan kyai bustomi baru diketahui jika uang itu
adalah uang palsu, uang itu hanya uang mainan.
122.
Salah
satu warga : bapak-bapak ibu-ibu, ini
uang palsu, uang mainan untuk anak-anak, ternyata kita di tipu oleh kyai itu,
kyai bustomi memang musrik, sesat dan tak patut kita mempercayainya.
Astagfirullah....
123.
Semua
warga : astagfirullah...
Lalu
kyai bustomi tiba-tiba kejang-kejang wajahnya berubah jadi hitam dan dibelakang
slide wabah penyakit bertaburan, slide bencana dan kebobrokan moral manusia
muncul.
Masyarakat
semakin kalang kabut, kemudian dengan beberapa pelajar itu masyarakan melakukan
sujud untuk tobat dan melantunkan sholawat nabi, memohon pengampunan kepada
Allah SWT.
Kyai Bustomi menjerit keras kemudian meninggal Dunia
Kraksaan,
06 januari 2014
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar