Jumat, 19 September 2014

Naskah drama anak-anak



MALAM TANPA BINTANG DI HALAMAN SURAU, ANAK-ANAK RIANG - GEMBIRA MENYAMBUT MALAM
Karya : Ary Wibowo

Naskah ini akan menceritakan tentang segerombolan anak-anak, yang  nampaknya di era sekarang ini sudah banyak yang tidak bisa mengaji, budaya kala sore hari dan senja selepas magrib pergi ke surau sudah tidak ada, bahkan tidak bisa dirasakan lagi. Naskah ini hanya mengungkap realita, berdasarkan analisa latar belakang yang peristiwanya sengaja dibuat fiktif, dimana hanya reka-reka pengarang saja, untuk bukti otentik masih perlu dikaji kembali.
BABAK 1
Beberapa segerombolan anak-anak sedang bermain di depan surau, nampak keceriaan terlihat jelas di wajah mereka, dari permainan satu sampai kepermainan yang lainnya mereka lakukan, sampai akhirnya adzan magrib berkumandang, mereka lalu berkumpul bersama-sama.
1.      Nafisa : kawan-kawan adzan sudah berkumandang, mari kita lekas pergi kesurau ! (memanggil kearah fatimah, rukmana, rere, suci dan nur, beserta kawan-kawan yang lain)
Nampaknya teman-teman nafisa tidak menghiraukannya, mereka sedang asyik bermain lempar bekkel.
2.      Fatimah : Sebentar naf... ini masih tanggung permainannya..!
3.      Nafisa : (menghampiri fatimah) teman-teman sudah mainnya ayo kita lekas pergi ke surau kita ambil wudlu dulu, nanti pak ustad ari marah lho....
4.      Rukmana : aduuhhhh naf udah deh, sebentar saja.. ini tinggal satu putaran lagi, setelah itu kita lets go ke surau...
5.      Nafisa : baik deh aku tunggu, nanti kalau aku berangkat sendiri di bilang sok solekhah nanti..
6.      Suci : (tertawa) oleh karena itu, sudah napisa.. tungguin kami, entar juga selesai.
Semua tertawa, setelah berakhirnya adzan magrib mereka langsung bergegas pergi ke mushollah, semua keluar panggung, beberapa crew dan orang-orang dibalik panggung mengganti properti dengan setting selanjutnya.



BABAK 2
Masuk segerombolan anak-anak menyanyikan sholawat badar bersama-sama, tarian sederhana mengiasi suasana kala itu, nampak setting didalam surau. Anak-anak dengan riang gembira mengumandangkan shalawat badar bersama-sama.
Sholatulla syalamullah ala toha rasulillah sholatullah syalamullah ala yasin habibillah
Tawatsalnabibismillah wabilhadi rasulillah, sholatullah syalamullah ala yasin rasulillah
Posisi simetris ditengah ada ustad dan disampingkiri dan kanan anak-anak yang sudah siap mengaji
7.      Ustad : mari kita mengaji anak-anak, siap...?
8.      Semua : siap ustad....
Menyanyikan lagu, tema-tema mengaji, tema-tema kelebihan membaca al qur’an.
Lagu anak-anak “mengaji dengan senang hati” mungkin cocok untuk adegan ini.
Dengan mengucap bismillah,
mohon keridhoan Allah
badan ku tegakkan, ayo kawan....
hati pun kukuatkan, aku pergi mengaji dengan senang hati
ya ya ya ya aku gembira,
mengaji dengan teman sebaya,
bermain, bernyanyi dan bercerita
kini tiada hari lagi
tanpa kupergi mengaji
aku selalu mengaji dengan senang hati
ya ya ya ya aku gembira,
mengaji dengan teman sebaya,
bermain, bernyanyi dan bercerita
aku selalu mengaji dengan senang hati
Kemudian ustad memimpin anak-anak membaca salah satu al Quran, di bawah ini surat Al isra’ ayat 9.
Artinya : “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra : 9)
9.      Ustad : murid-muridku, bacalah Al Qur’an setiap selesai shalat, Sabda Rasulullah saw,“Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Jadi semua harus rajin dan gemar membaca al qur’an.
10.  Semua : iya ustad...
Setelah semua mengaji, mereka hendak bergegas pulang, tampak mereka membuat formasi untuk bershalawat sebelum semua pulang kerumah masing-masing. Semua bershalawat bersama-sama. Nampak beberpa crew dan orang belakang panggung sedang menganti setting untuk adegan selanjutnya, sesuai dengan irama dan lagu sholawatan tadi para crew mengganti setting.

BABAK 3
Setting depan rumah fatimah, nampak anak-anak semua berencana untuk bermain sebentar di rumah fatimah.
11.  Fatimah : teman-teman kita main dulu yuk di rumah? Aku punya beberapa majalah yang aku ingin tunjukkan kepada kalian.
12.  Nafisa : tapi fat ini kan sudah malam, sudah jam 7 ni, nanti kita dimarahi orang tua kita.
13.  Rukmana : eh naf, lagian ini kan masih jam 7 kan, gak papa lah kita main barang sebentar saja.
14.  Rere: iya gak papa, lagian orang tuaku lagi pada kerja, mungkin datangnya tengah malam nanti.
15.  Suci : iya ayo kita main, aku malas dirumah nanti aku disuruh belajar sama ibuku yang cerewet itu.
16.  Nur : ayo sudah naf main, sebentar saja, kan ada aku, setidaknya aku bisa jadi saksi kalau kamu nanti di introgasi oleh ibu dan ayahmu.
17.  Nafisa : iya deh...
18.  Fatimah : na githu dong.,...
Mereka bermain, dari permainan domikado, sampai kucing-kucingan bahkan lompat tali. Mereka sangat riang gembira, hari-harinya tak terbesit sedikitpun kesedihan dan keterpurukan. Setelah beberapa permainan sudah mereka lakukan, mereka nampak kelelahan, dan memutuskan untuk istirahat dulu sebelum pulang.
19.  Nafisa : mana fatimah, katanya kamu ingin menunjukkan majalah ?
20.  Fatimah : oh iya... aku ambil dulu ya...
21.  Nur : memang ada gosip apa sampai segitunya...
22.  Rukmana : mungkin dia ingin menunjukkan, foto coboy junior... atau kalau nggak fotonya boy band dan girl band indonesia. Hm...
23.  Semua : tertawa
24.  Fatimah : (datang membawa majalah) ini kawan-kawan, di salah satu acara di stasiun televisi, ada acara yang menyaring, penyanyi berbakat, kemarin sudah ada lho yang kepilih anak seumuran kita, sekarang dia sudah ngetop tu, secara dia kan di mentori oleh Diva besar Indonesia.
25.  Nafisa : coba lihat, oh iya ya... terus untuk apa kamu tunjuki pada kami fatimah.
26.  Fatimah : ihh kamu ini nggak ngerti juga, aku kan hobi nyanyi, nah sekarang kan audisi baru sudah dibuka, aku akan daftar, dan aku akan terkenal dan menjadi penyanyi besar.
27.  Nur : eh fat... jangan mimpi, belum larut malam sudah mimpi..
28.  Fatimah : eh kamu ini nur... iri ya...
29.  Rukmana : bukan gitu fat, tapi suaramu itu lho... aku saja yang tetanggaan sama kamu ini mendengar suaramu itu, rasanya gimana gitu...
30.  Nafisa : sudah-sudah, ya kan ngak papa fatima punya cita-cita yang tinggi.
31.  Rukmana : (sambil mengejek) iya deh ngak papa.
32.  Rere : Teman-teman kabarnya sekarang ada penyanyi baru ya... dia pakai kerudung dan masih muda sekali. Punya suara yang bagus sekali lho.
33.  Suci : oh itu anak... apaan dia Cuma punya suara merdu saja, nyanyinya sih biasa-biasa saja.
34.  Semua : iya, bener itu.
35.  Nur : teman-teman, ada yang perlu saya bicarakan, ini masalah serius, masalah kita sehari-hari setiap menyambut malam.
36.  Nafisa : memang ada apa nur...?
37.  Fatimah : iya ada apa?
38.  Rukmana : kenapa ? kamu sudah bosan mengaji ? karena ayahmu sudah haji, jadi gak perlu mengaji?
39.  Nur : nggak gitu rukmana, walaupun abi dan umi sudah haji,, aku nggak takut mereka marahi kalau aku tak mengaji, aku hanya lelah, setiap hari mengaji, coba kita bayangkan, waktu kita terbuang sia-sia hanya untuk mengaji kan?
40.  Fatimah : lho iya yah... aku juga kadang ngerasa jenuh, padahal disekolahku yah itu sudah ada pelajaran membaca al Qur’an ? masa’ harus ditambah lagi mengaji di surau kan capek kalau terus-terusan.
41.  Suci : belum lagi pelajaran PAI disekolah, yang katanya setiap akhir semester ada tes ngajinya? Haduww bener-bener membuat malas.
42.  Nafisa : ngaji itu kewajiban lho teman-teman, kadang aku juga ngerasa bosan mengaji, kalian ingat tadi ayat yang dibacakan pak ustad tadi? Disebutkan keutamaan mengaji kan pada ayat itu?
43.  Nur : iya sih.. tapi yang jelas aku capek, terus waktu untuk santai-santainya mana?
44.  Rere : kamu itu santai terus...
45.  Rukmana : biasa dia kan anak orang kaya, banyak malasnya, karena sudah dimanja itu! (tertawa)
46.  Semua : tertawa
47.  Nafisa : hus sudah .... terus kita mau bertindak bagaimana, kalau kita bosan seperti ini. Apa yang  harus kita lakukan?
48.  Rere : bagaimana kalau waktu mengaji kita ganti bermain saja ?
49.  Rukmana : diotakmu ini hanya main terus, ,,,, kayak anak kecil saja kamu ini?
50.  Fatimah : memang kamu sudah besar rukmana? Kalau besar sebesar apa?
51.  Semua : tertawa
52.  Nur : begini teman-teman coba kita lihat teman kita, seperti si Ibam, Maya, Lusi dan shalsa. Mereka tidak mengaji, mereka tidak seperti kita padahal kan mereka masih kelas 5 SD sama seperti kita. Mereka setiap magrib asyik bersenda gurau dengan ayahnya, ibunya atau bahkan saudara-saudaranya. Nongkrong di warung jus, atau di warung gorengan. Enaknya hidup mereka yah.. padahal masih belum kelas 1 SMP
53.  Suci : memang kenapa kalau kelas 1 SMP
54.  Rukmana : ihh.. gimana sih kalau kelas 1 SMP kita kan tidak wajib ngaji lagi...
55.  Nur : iya bener
56.  Nafisa  : kata siapa kamu...
57.  Rukmana : udahlah naf jangan sok tahu deh..
58.  Nur : jadi bagaimana teman-teman?
59.  Rukmana : bagaimana apanya?
60.  Nur : ya mengajinya, kita akan terus ngaji atau berhenti saja...?
61.  Nafisa : jangan lah teman-teman kita tidak boleh berhenti , mengaji...
62.  Nur : naf, bayangkan kita itu pulang sekolah sudah pukul 12 siang, belum lagi kalau ada ekstrakurikuler pramuka di sekolah, ditambah lagi sore hari kita mesti les privat, terus mengaji, terus kapan bermainnya? Kapan kita santai-santainya, kita kan masih anak-anak tuh, masa’ sudah digenjot seperti ini...
63.  Rukmana : iya ya teman-teman.... benar juga apa yang dibilang nur
64.  Nafisa : berarti kita harus berhenti mengaji ni,,,,
65.  Semua : iya nafisa... karena kita sudah lelah...
66.  Nur : jadi semua sepakat ni.. untuk berhenti mengaji? Asyik....
67.  Nafisa : terus kalau kita tidak mengaji apa yang harus kita lakukan saat menjelang petang.. atau waktu mengaji kita ?
68.  Suci : ya kita ganti saja dengan bermain dan malas-malasan dirumah... bagaimana?
69.  Semua : iya... assepakatt... ! setuju...
70.  Rukmana : setelah kita balik sebentar lagi, kita minta izin baik-baik kepada orang tua kita, dengan alasan apa yang sudah kita bicarakan tadi, orang tua kita pasti tidak akan keberatan.
71.  Semua : oke... mari kita pulang... kami pulang ya fatimah.... assalamualaaaikum...
Semua pulang, musik masuk, musik yang berbunyi adalah untuk adegan selanjutnya, setelah mereka keluar semua, para crew dan orang dibalik layar masuk mengganti setting untuk adegan selanjutnya, sesuai irama para crew dan orang-orang dibalik layar, mengambil dan menata properti untuk setting selanjutnya.

BABAK 4
 Suasana di didalam mushollah, nampak ustad sedang memberi tausiah. Anak-anak memperhatikan dengan seksama.
72.  Ustad : anak-anakku, janganlah kalian sampai lalai sedikitpun. Untuk tidak membaca Al Qur’an, kalian harus tahu, banyak faedah dari mebaca al Qur’an, diantanya :
1. Keutamaan Al Qur’an dibandingkan perkataan-perkataan lainnya :
Sabda Rasulullah saw,”Keutamaan firman Allah azza wa jalla dibandingkan seluruh perkataan bagaikan keutamaan Allah dengan selain-Nya (makhluk-Nya)” (HR. Ad Darimi)
2. Al Qur’an lebih dicintai Allah SWT daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.
Sabda Rasulullah SAW,”Al Qur’an lebih dicintai Allah daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.” (HR. Ad Darimi)
3. Al Qur’an adalah cahaya ditengah kegelapan
Sabda Rasulullah SAW,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
4. Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah swt
Sabda Rasulullah SAW,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau SAW ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau SAW menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Mereka adalah sebaik-baik umat.
Sabda Rasulullah SAW,”Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori, Abu Daud dan tirmidzi)
6. Mereka diberikan apa-apa yang diberikan kepada para nabi kecuali wahyu
“Pada hari kiamat didatangkan para pembawa Al Qur’an lalu Allah azza jalla berkata,’kalianlah wadah perkaan-Ku (Al Qur’an) maka aku berikan kepada kalian apa-apa yang Aku berikan kepada para nabi kecuali wahyu.” …… (Fadhoilul Qur’an hal 9 – 11)
Itu semua keutamaan atau kelebihan Al Qur’an, selain kita membacanya kita juga harus mengamalkannya. Bagaimana anak-anakku, apakah ada yang perlu ditanyakan?
73.  Rukmana : iya ustad, aku ingin bertanya, ustad apakah tidak jadi masalah kalau mengaji tidak dilakukan di mushollah?
74.  Ustad : tidak masalah asalkan kita membacanya dengan baik dan benar.(meyakinkan, beranjak dari duduknya) Baik anak-anakku, kita tutup sampai disini dulu yah mengajinyam kita bertemu lagi besok ya? Assalamualaikum Wr Wb
Kemudian semua membaca sholawat dan bersiap-siap untuk pulang mengaji. Anak-anak bersalaman dengan ustad kemudian semua keluar panggung.



BABAK 5
Suasana di rumah masing-masing anak, fase yang dibentuk adalah semua anak dengan duduk bersimpuh sambil memegang tangan ibunya, peran ibu disini dilakukan oleh orang-orang belakang panggung, mereka satu-persatu meminta izin untuk tidak mengaji lagi, karena mereka sudah lelah, akibat aktivitas terlalu padat. Kemudian ibu menjawab, dengan satu suara seperti pada bayang-bayang. Íya nak, tidak apa-apa, ibu izinkan kalian berhenti mengaji di sore hari”.
Suasana berubah anak-anak masuk panggung, nampaknya mereka lelah dan akan tidur. Orang-orang dibalik layar kembali menata setting adegan selanjutnya, musik sad mengalun indah menghantar tidur anak-anak juga menghantar ke adegan selanjutnya.

BABAK 6
Suasana sebelum mengaji nampak anak-anak akan berangkat mengaji, mereka bertemu di persimpangan jalan dan memulai pembicaraan, tentang keputusan mereka untuk berhenti mengaji.
75.  Fatimah & Rere : bagaimana teman-teman kita jadi nggak berhenti mengaji?
76.  Nafisa : teman-teman aku takut jika harus berhenti mengaji, walaupun orang tuaku sudah mengijinkan, tapi akau masih takut, ini karena tausiah yang diberikan ustad kemarin itu lho yang mengajarkan kita tentang keutamaan Membaca Al’Quran.
77.  Rukmana : heh napisa... kamu itu jadi anak kok takutan gitu sih.
78.  Suci : iya ni nafisa, coba deh kita perhatikan lagi kata-kata ustad ari.
79.  Nur : eh teman-teman, (meyakinkan) masa’ penjelasanku kemarin harus ku ulangi lagi, aku kan bilang kita ini butuh waktu untuk istirahat dari semua aktivitas kita sehari-hari.
80.  Rukmana : eh naf, kamu tidak ingat, terakhir kemarin aku kan bertanya pada ustad, apa boleh kalau kita mengaji itu tidak harus di mushollah?
81.  Nur & Rere : nah kemarin kan ustad menjawab....” tidak masalah asalkan kita membacanya dengan baik dan benar”.. gitu nafisa,,,,,
82.  Nafisa : oh iya yah...
83.  Suci : ya... terus kita ngapain ni kita sekarang...?
84.  Rukmana : bagaimana kalau kita kerumahku? Okey... aku punya TV besar sekali, ayahku semalam datang dan membelikan ibuku TV besar sekali, ibuku kan penggemar sinetron di TV, apalagi kalau sudah liat sinetron yang guru pacaran dengan muridnya itu... ehmm ibuku sampai nagis-nangis deh....
85.  Nafisa : TV besar? Wah keren....
86.  Semua : ayo kita berangkat... ?

Mereka membuat formasi... menyanyikan lagu, lagu ini mencerminkan mereka sudah bebas dan mereka sangat bahagia karena mereka sudah tidak mengaji lagi.mereka menyanyikan lagu  Gembira berkumpul oleh Tasya. Bersama-sama bernyanyi dan menari.
Gembira berkumpul
Ayo kawan, ayo kawan berkumpul, berkumpul bersenang senang semuaaanya.
Jangan segan, jangan segan bersama, bersama bernyanyi bergembira.
Tepuk tangan....
Tepuk tangan...
Tepuk tangan....
Bergembira.....
Sekali lagi....
Sekali lagi....
Tepuk tangan .... kita semua bergembira...
......
Ayo kawan..... (berkumpul-berkumpul)
Ayo kawan ......(bersenang semuanya)
Ayo kawan.... (jangan segan-segan)
Ayo kawan.... (bernyanyi bergembira)
Siap ..... (siap)
Ayo.... (ayo)
Satu.... (satu) dua.... (dua) tiga... (tiga)satu, dua, tiga, empat... (satu dua tiga empat)
.......
Ayo kawan, ayo kawan berkumpul, berkumpul bersenang senang semuaaanya.
Jangan segan, jangan segan bersama, bersama bernyanyi bergembira.
Tepuk tangan....
Tepuk tangan...
Tepuk tangan....
Bergembira.....
Sekali lagi....
Sekali lagi....
Tepuk tangan .... kita semua bergembira...
Selagi mereka bernyanyi dan menari orang-orang belakang panggung, menyiapkkan setting adegan selanjutnya di rumah nafisa, layar putih yang membentang dibelakang di sentrong cahaya dari proyektor (LCD). Beberapa boneka ditata sedemikian rupa di tengah panggung, dan beberapa makanan kecil, seperti kripik, pop corn, minuman-minuman ringan. Kemudian anak-anak keluar panggung.
BABAK 7
Anak-anak masuk dengan suasana riang gembira. Langsung memposisikan duduk dengan membelakangi penonton, lalu....
87.  Rukmana: Mari teman-teman kita nonton telifisi bersama-sama (memegang remote control dan menyalakan TV)
Layar belakang, ditanyangkan beberapa, video yang menjadi kegemaran anak-anak sekarang, dari tanyangan musik kegemaran, seperti boy band dan girl band, film kartun, film dewasa yang ditonton anak-anakseperti twilight, dll. Tayang iklan yang memancing anak-anak untuk berperilaku konsumtif, seperti iklan makanan cepat saji, mainan anak, handphone dll. Tayang musik kesukaan mereka, seperti lagu coboy junior, mereka bernyanyi juga dan menirukan gerakannya.
BABAK 8
saat mereka sedang asyik mendengarkan, menonton tayangan, tayangan yang berbau mordenitas, ustad muncul di depan samping kanan panggung. Nampaknya ustad sedang berada didepan rumah Rukmana.
88.  Ustad : anak-anakku sudah tidak mengaji lagi. Mereka sedang asyik menonton TV, mereka sudah lupa apa yang aku ajarkan, mereka menyalahartikan perkataanku, tentang mengaji tidak harus di mushollah, padahal aku pikir mereka akan mengaji kembali setelah pulang mengaji atau sehabis sholat lima waktu. Betapa hancurnya dada ini, melihat tingkah laku mereka sekarang.
Tiba-tiba orang berjas warna hitam, datang dari kiri panggung. Nampaknya dia dari jakarta, dia berkacamata membawa tas.
89.  Orang berjas : selamat malam, pak.. saya ingin bertemu dengan ustad ari? Apa bapak mengenalnya?
90.  Ustad : iya saya sendiri pak... ada apa ya?
91.  Orang berjas : oh maaf ustad, begini saya datang dari jakarta, karena dapat perintah dari bos saya, bos saya itu direktur dari stasiun telivisi swasta terbesar di negara ini. Sebelumnya selamat ustad... (bersalaman dengan ustad) ustad terpilih dan diminta bos saya untuk menjadi ustad yang mengisi salah satu acara siraman rohani di stasiun televisi terbesar di negeri ini. Selamat ustad.. apakah ustad bersedia untuk hijrah, atau pindah tinggal dijakarta dan hidup mewah disana.. ustad akan menjadi artis dan ngetop, nanti juga bisa main sinetron juga lho ustad, kabarnya sinetron tukang bubur naik haji membutuhkan pengganti aktor ustad zakariah, (tersenyum memandang)... bagaimana ustad?
92.  Ustad : astaga.... masyallah... aku tidak bermimpi kan... alhamdulillah... iya pak saya mau...
Lampu perlahan mati yang menyela ke tempat ustad dan orang berjas berdiri, kemudian diikuti lalmpu yang menyorot ke anak-anak... kemudian slide tayangan video berhenti dan mati. Pertunjukan selesai.
TAMAT

                                                                                                   Probolinggo, 26 april 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar